Darurat Militer Dibekukan, Rakyat Korea Selatan Rayakan Kemenangan Demokrasi
Photo by: Anthony Wallace/AFP via Getty Images
VAZNEWS.COM - Dalam waktu kurang dari enam jam setelah pengumuman darurat militer, Presiden Yoon Suk Yeol akhirnya mencabut kebijakannya di tengah gelombang protes dan penolakan parlemen.
Keputusan ini menjadi kemenangan bagi rakyat Korea Selatan yang menunjukkan kekuatan demokrasi mereka melalui aksi massa.
Setelah pengumuman darurat militer, Ketua Partai Demokrat Lee Jae-myung segera mengambil tindakan. Dalam siaran langsung, ia menyerukan rakyat untuk berkumpul di Majelis Nasional.
Ratusan orang merespons panggilan ini, membawa lautan massa dengan mantel musim dingin gelap yang memenuhi jalanan.
Di tengah kerumunan, seorang wanita berani berbaring di depan kendaraan militer untuk menghentikan pergerakannya. Adegan ini menjadi simbol perlawanan damai yang berhasil menghentikan langkah otoriter.
Meskipun suasana protes berlangsung tegang, kehidupan di sebagian besar wilayah Seoul tetap terlihat normal. "Jalanan terlihat biasa saja, tetapi kebingungan menyelimuti kota," kata John Nilsson-Wright, profesor di Universitas Cambridge.
Pencabutan kebijakan ini mengingatkan publik akan pentingnya menjaga demokrasi di Korea Selatan. Negara ini pernah mengalami pemerintahan militer hingga 1987, dan darurat militer terakhir kali diberlakukan pada tahun 1979.
Peristiwa ini menunjukkan bahwa rakyat tidak akan diam menghadapi ancaman terhadap kebebasan yang telah diperjuangkan selama beberapa dekade.
Sebagai tanggapan, para pengunjuk rasa tetap waspada, menyerukan reformasi lebih lanjut untuk mencegah kekuasaan presiden disalahgunakan di masa depan.