Israel Kirim Pesan Tegas ke HTS Pasca Kejatuhan Rezim Assad
Personel pasukan pemberontak Suriah/Ne
VAZNEWS.COM - Setelah keruntuhan rezim Bashar Al-Assad, dinamika konflik di Suriah kembali memanas dengan berbagai langkah strategis dari pihak-pihak terkait. Dilaporkan, Israel telah melakukan upaya komunikasi dengan kelompok pemberontak Suriah, Hay’at Tahrir Al-Sham (HTS), beberapa hari setelah rezim keluarga Assad tumbang.
Menurut jurnalis dan analis politik Israel, Barak Ravid, Israel mengirim pesan kepada HTS melalui tiga pihak, berisi peringatan keras agar kelompok tersebut tidak mendekati wilayah perbatasan Suriah-Israel. Dalam wawancara dengan CNN pada Sabtu, 14 Desember 2024, Ravid menyebutkan bahwa Israel siap bertindak tegas jika HTS melanggar batas peringatan tersebut.
Pesan tersebut juga mencerminkan kebijakan Israel untuk menjaga stabilitas di wilayah perbatasannya sambil memperluas operasi militernya di Suriah. Ravid menjelaskan, “Tentara pendudukan Israel akan bertindak terhadap HTS jika mendekati perbatasan.”
Sikap ini sejalan dengan langkah Israel untuk melemahkan kemampuan militer Suriah yang tersisa melalui serangan udara intensif.
Selain berkomunikasi dengan HTS, Ravid mengungkap bahwa Israel memiliki hubungan dekat dengan beberapa kelompok di Suriah. Kelompok Kurdi di wilayah utara Suriah menjadi salah satu pihak yang memiliki kerja sama erat dengan Israel.
Selain itu, komunitas Druze di Dataran Tinggi Golan juga mendapatkan perhatian khusus. Israel bahkan menyatakan akan campur tangan jika komunitas Druze di Suriah berada dalam bahaya, seperti yang telah disampaikan kepada komunitas Druze di Israel.
Israel terus meningkatkan serangan militernya di Suriah, dengan laporan terbaru menyebutkan lebih dari 400 serangan udara dilakukan dalam beberapa hari terakhir. Langkah ini bertujuan menghancurkan sisa kekuatan tentara Suriah, termasuk menghancurkan depot senjata dan infrastruktur militer lainnya, seperti program senjata kimia.
“Pasukan udara dan laut Suriah telah menghilang drastis akibat serangan ini,” ungkap Ravid. Hal ini menunjukkan upaya sistematis Israel untuk mencegah kebangkitan kekuatan militer Suriah yang dianggap dapat mengancam keamanan wilayahnya.
Dengan situasi yang semakin intensif, para analis melihat bahwa langkah Israel ini tidak hanya ditujukan untuk mempertahankan keamanan di perbatasan, tetapi juga mencerminkan ambisi geopolitik yang lebih luas di kawasan. Sementara itu, respons dari berbagai kelompok pemberontak, termasuk HTS, terhadap ancaman Israel akan menjadi penentu dalam eskalasi konflik ke depan.
Di tengah situasi yang terus berkembang, upaya Israel untuk memperkuat posisi strategisnya di Suriah menunjukkan bahwa perang proksi di kawasan ini masih jauh dari kata usai. Semua pihak kini menunggu bagaimana dinamika kekuatan baru di Suriah akan membentuk lanskap politik dan keamanan kawasan tersebut.